Suatu atom yang konfigurasi elektronnya
tidak sama dengan konfigurasi atom gas mulia maka atom tersebut dikatakan tidak
stabil dan atom ini cenderung untuk menstabilkan diri. Suatu atom akan dapat
mencapai stabil bila atom tersebut melepas electron membentuk ion positif atau
menangkap elektron membentuk ion negatif sampai konfigurasi elektronnya mirip
dengan konfigurasi atom gas mulia.
Ketika ion positif bertemu dengan ion
negatif maka akan terjadi gaya tari menarik (gaya elektrostatik) diantara kedua
ion tersebut, karena muatannya yang berlawanan sehingga membentuk suatu ikatan
yang dinamakan ikatan ion. Ion positif dan ion negatif dapat terbentuk karena
ada serah terima elektron antar atom. Atom yang menyerahkan(melepaskan) elektronnya
akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menyerap elektron akan
membentuk ion negatif.
“Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena gaya
tarik menarik antara ion positif dengan ion negatif setelah terjadi serah
terima electron”
Proses terbentuknya
ikatan ion
Contoh senyawa NaCl.
11Na = 2
8 1 (cenderung
melepaskan 1 elektron dikulit terluarnya sehingga
Konfigurasi elektron
menjadi = 2 8 )
Na Na+ + 1
e-
( 2 8 )
Natrium memiliki satu elektron tunggal
dikulit terluar, untuk mencapai konfigurasi atom gas mulia (2 8) maka atom
natrium akan cenderung melepaskan satu elektron terluarnya itu supaya
konfigurasinya stabil dan membentuk ion postitif (+1)
17Cl = 2 8
7 (cenderung menyerap 1 elektron dikulit
terluarnya sehingga
Konfigurasi elektron
menjadi = 2 8 8 )
17Cl + 1
e- Cl-
( 2 8 8 )
atom Cl memiliki 7 elektron dikulit
terluarnya. Untuk mencapai konfigurasi atom gas mulia (2 8 8), maka atom Cl
cenderung menyerap satu elektron supaya stabil dan membentuk ion negatif ( -1).
Ketika atom Na memberikan elektronnya
kepada atom Cl sehingga Na menjadi ion Na+ dan Cl menjadi ion Cl-,
maka ada gaya tarik menarik (gaya elektrostatik) yang terjadi dikedua atom tersebut
sehingga terjadilah ikatan ion yang membentuk senyawa NaCl.
Gambar proses terbentuknya ikatan ion
dalam NaCl
Proses diatas dapat kita tulis dengan persamaan
reaksi kimia :
Na Na+ + e-
Cl + e-
Cl-
Na + Cl
Na+ + Cl-
NaCl (senyawa ion)
Contoh yang lainnya misalnya Al2O3.
13Al
: 2 8
3
8O
: 2
6
Al akan stabil dengan melepas 3 elektron
terluarnya membentuk ion Al3+ dan
O akan stabil dengan menyerap 2 elektron
membentuk ion O2-.
Al Al3+
+ 3e
O + 2e O2-
Menyamakan jumlah elektron yang dilepas
dan diterima.
Al Al3+
+ 3e x 2
O + 2e O2- x 3
2Al 2Al3+
+ 6e
3O +
6e 3O2-
2Al + 3O 2Al3+ + 3O2- Al2O3
Rumus kimia senyawa ion yang terbentuk
jika atom Golongan IA, IIA, dan IIIA berikatan ion dengan atom golongan VA, VIA
dan VIIA.
Faktor yang
mepengaruhi terbentuknya senyawa ion
Apakah dua unsur (yang satu cenderung
melepaskan electron dan yang lain cenderung menerima electron) jika saling
berdekatan atau bersentuhan akan membentuk senyawa ion?
Jawabannya adalah belum tentu. Hal ini
bergantung pada tingkat energy sebelum dan sesudah rekasi. Dua buah ion yang
berlawanan muatan dapat membentuk senyawa dengan ikatan ion apabila mencapai
suatu energi yang dinamakan energi kisi.
Energi ksi (U) adalah energi yang terlibat dalam pembentukan
1 mol senyawa ion dari ion ionnya dalam keadaan gas.
Menurut Harber – Born, kita dapat melihat
hubungan antara energi kisi dengan energi lainnya pada saat pemebntukan senyawa
ion, yaitu dengan menggunakan siklus yang disebut dengan Lingkaran Harber – Born.
Dari siklus ini nantinya kita bisa menghitung energi kisi pembentukan suatu
senyawa.
Contoh : Pembentukan senyawa NaCl
Lingkaran Born – Harber
Berdasarkan siklus diatas dapat kita lihat
bahwa untuk membentuk senyawa NaCl ada dua cara. Pertama adalah dari reaksi
Na(s) + Cl2(g) yang melibatkan energi yang disebut kalor pembentukan. Cara
kedua adalah reaksi ion Na+(aq) + Cl-(aq) yang melibatkan
energi yang disebut dengan energi kisi.
Karena ion Na+ dan Cl-
tidak terdapat bebas dialam, maka ada perubahan untuk menghasilkan kedua ion
ini yaitu untuk menghasilkan ion Na+(aq) dari Cl-(aq)
diperlukan dua perubahan yaitu sublimasi (S) dan ionisasi (I). Sedangkan untuk
menghasilkan Cl- (aq) dari Cl2(g) diperlukan juga dua perubahan
yaitu disosiasi (D) dan afinitas elektron (A).
Berikut energi-energi yang terlibat dalam
pembentukan senyawa ion NaCl berdasarkan siklus Born – Harber:
1. Kalor pembentukan (∆H) adalah energi yang menyertai pembentukan 1 mol
senyawa langsung dari unsur-unsurnya.
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s)
2. Kalor sublimasi (S) adalah energi yang menyertai perubahan 1 mol
padatan menjadi gas.
Na(s) Na(g)
3. Energi ionisasi (I) adalah energy yang menyertai pengionan 1 mol
unsur dalam keadaan gas.
Na(g) Na+(g)
+ e
4. Energi disosiasi (D) adalah energy yan menyertai penguraian 1 mol
molekul menjadi atom atomnya dalam keadaan gas.
Cl2(g) 2Cl(g)
5. Afinitas electron (A) adalah ebergi yang menyertai masuknya sebuah
elektron ke dalam atom dalam keadaan gas.
Cl(g) + e Cl-(g)
Berdasarkan hukum Hess, maka kita dapat
membuat hubungan keenam energi yang terlibat dalam pembentukan senyawa ion NaCl
berdasarkan Siklus Harber – Born yaitu :
∆H = S + I + ½ D + A + U
Contoh soal dan
pembahasan :
1.
Buatlah siklus Born – Harber dan
tentukanlah kalor pembentukan dari senyawa LiF, jika diketahui :
- Kalor penguapan Li(s) =
+ 155 kJ/mol
- Kalor disosiasi F2(g) =
+ 158 kJ/mol
- Energy kisi LiF (s) =
- 1.016 kJ/mol
- Kalor ionisasi Li(s) =
+ 520 kJ/mol
- Afinitas electron F(g) = - 328 kJ/mol
Jawab
:
Langkah pertama adalah mebuat reaksi pembentukan 1 mol
LiF(s) langsung dari unsur unsurnya yaitu Li(s) dan F2(g).
Li(s) + 1/2F2(g) LiF(s)
Langkah selanjutnya adalah membuat proses penguapan,
disosiasi, ionisasi, afinitas electron dan energy kisi dari masing masing zar
yang terlibat.
Lingkaran
Born – Harber
∆Hf = S + I + 1/2D + A + U
= 155 + 520 + (1/2 x 158) – 328 – 1016
= - 590 kJ/mol
2.
Hitunglah energy kisi CaCl2
(dalam kJ/mol) bila diketahui :
- Energi penguapan C(s) = 192 kJ/mol
- Energy ionisasi I Ca =
389,5 kJ/mol
- Energi ionisasi II Ca =
1146 kJ/mol
- Afinitas electron Cl
= - 348 kJ/mol
- Energi ikat Cl – Cl =
238 kJ/mol
- Kalor pembentukan CaCl2 = - 795 kJ/mol
Jawab
:
Ca merupakan atom golongan IIA yang akan
stabil dengan melepas 2 buah electron. Oleh karena itu pada data ada dua energi
ionisasi Ca untuk masing masing elektron yang dilepaskannya.
Energi ikatan Cl–Cl sama dengan energi
disosiasi untuk memutus ikatan pada molekul Cl2.
Siklus Born – Harber
∆H = S + D + U + I1 + I2 + A
U = ∆H – (S + D + I1 + I2 +
A)
=
- 795 – ( 192 + 238 + 389,5 + 1146 – 348)
=
- 795 – 1617,5
=
- 2412,5 kJ/mol
Sifat Senyawa Ion
1.
Titik didih dan titik leleh
Daya tarik antara ion postif dan ion
negative dalam senyawa ion cukup besar, sehingga sebuah ion akan dikelilingi
oleh beberapa ion lainnya yang berbeda muatan. Hal ini mengakibatkan ikatan
dalam senyawanya menjadi kuat sehingga titik didh dan titik leleh senyawa ion
sangat tinggi
2.
Kelarutan
Pada umumnya senyawa ion larut dalam
pelarut polar (seperti air dan ammonia), karena sebagian molekul pelarut
menghadap kutub negatif ion dan sebagian lagi akan menghadap kutub posfitif ion
sehingga ion ion ini akan terpisah.
3.
Hantaran listrik
Hantaran listrik terjadi bila medium yang
mengandung partikel bermuatan dapat bergerak bebas. Senyawa ion dalam wujud
padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karen ion ionnya tidak dapat
bergerak bebas. Sementara dalam bentuk lelehan atau larutan, senyawa ion adalah
konduktor yang sangat baik. Umumnya senyawa ion digolongkan ke dalam larutan
elektrolit kuat.
4.
Kekerasan.
Karena kuatnya ikatan antara ion positif
dengan ion negatif dalam senyawa ion, mengakibatkan senyawa ion pada suhu kamar
berwujud padat dan berbentuk kristal. Permuakaan kristal ini tidak mudah
bergeser atau tergore karena ikatan yang kuat tadi.
0 Response to "Ikatan Ion"
Posting Komentar